SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
|
URAIAN
|
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan
dagang dan penutupan siklus akuntansi perusahaan
dagang.
|
• Jurnal khusus
• Posting dari jurnal khusus ke buku besar utama dan pembantu
• Siklus akuntansi perusahaan dagang
• Harga pokok penjualan
• Laporan keuangan perusahaan
dagang
• Jurnal Penutup
• Jurnal Pembalik
|
A. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba).
Sedangkan barang dagangan (merchandise inventory) adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan tanpa merubah barang.
B. PERBEDAAN ANTARA PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN JASA.
No
|
Ditinjau dari segi
|
Perusahaan dagang
|
Perusahaan Jasa
|
1
|
Kegiatannya
|
Membeli dan menjual barang dagangan
|
Memberikan pelayanan jasa
|
2
|
Pendapatannya
|
Hasil penjualan barang dagang
|
Hasil penjualan jasa
|
3
|
Bahan operasionalnya
|
Beban penjualan dan beban administrasi umum
|
Beban usaha dan beban luar usaha
|
C. AKUN – AKUN KHUSUS YANG DIJUMPAI DALAM PERUSAHAAN DAGANG
Dalam perusahaan dagang, akun-akun yang biasanya dijumpai antara lain :
- Akun Pembelian adalah akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit.
- Akun Penjualan adalah akun yang digunakan untuk menjual barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit.
- Akun Retur pembelian dan pengurangan harga adalah akun untuk mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
- Akun Retur penjualan dan pengurangan harga adalah akun untuk menerima kembali sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
- Akun Utang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya utang dagang dan pelunasan kewajiban atas pembelian secara kredit.
- Akun Piutang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan penerimaan pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
- Akun Potongan pembelian adalah akun untuk mencatat potongan yang diterima pembeli karena melunasi utang dalam masa potongan.
- Akun Potongan penjualan adalah akun untuk mencatat potongan yang diberikan oleh penjual karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan
- Akun Beban angkut pembelian adalah akun untuk mencatat timbulnya beban angkut yang ditanggung pembeli.
- Akun Beban angkut penjualan adalah akun untuk mencatat beban angkut untuk mengirim barang yang ditanggung oleh penjual.
D. SYARAT PENYERAHAN BARANG DAN SYARAT PEMBAYARAN BARANG
Barang dagangan yang diserahkan kepada pembeli atau konsumen dapat dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
- FOB Shipping Point (franco gudang penjual) artinya beban angkut barang sejak dari gudang penjualan sampai dengan gudang pembelian menjadi tanggungjawab pembeli.
- FOB Distinationt Point (franco gudang pembeli) artinya beban angkutan barang sejak dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.
Sedangkan syarat pembayaran barang dapat dilakukan sebagai berikut :
- Tunai atau kontan artinya pembayaran dilakukan saat terjadi transaksi.
- n/30 artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadinya transaksi.
- n/EOM (End of Month) artinya pembayaran dilakukan paling lambat akhir bulan.
- n/10 EOM artinya pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari setelah akhir bulan.
- 2/10,n/30 artinya bila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari atau kurang setelah tanggal transaksi, terdapat potongan 2%, jangka waktu kredit 30 hari.
E. PENCATATAN TRANSAKSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG.
Ada 2 metode pencatatan traksaksi yang berhubungan dengan perusahaan dagang, yaitu :
- Metode phisik atau periodik, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan tidak dilakukan secara kontinve, sehingga persediaan barang dagangan akhirnya dihitung secara fisik yang ada digudang.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :
No
|
Transaksi
|
Jurnal Umum
|
Debet/Kredit
|
1.
|
Pembelian barang dagangan
|
Pembelian
Kas / Utang dagang
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
2.
|
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian)
|
Kas / Utang dagang
Retur pembelian dan PH
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
3.
|
Penjualan barang dagangan
|
Kas / Piutang dagang
Penjualan
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
4.
|
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan)
|
Retur penjualan dan PH
Kas / Piutang dagang
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
5.
|
Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
|
Beban angkut pembelian
Kas
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
6.
|
Pembayaran beban angkut barang yang dijual
|
Beban angkut penjualan
Kas
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
7.
|
Pembayaran utang dagang tanpa adanya potongan
|
Utang dagang
Kas
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
8.
|
Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan
|
Utang dagang
Kas Potongan
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
9.
|
Penerimaan pelunasan piutang tanpa potongan
|
Kas
Piutang dagang
|
Rp. xxx
Rp. xxx
|
10.
|
Penerimaan pelunasan piutang dengan potongan
|
Kas
Potongan penjualan
Piutang dagang
|
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
|
- Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara kontinve, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :
No
|
Transaksi
|
Jurnal Umum
|
1.
|
Pembelian barang dagangan
|
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Kas / Utang dagang Rp. xxx
|
2.
|
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian)
|
Kas / Utang dagang Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
|
3.
|
Penjualan barang dagangan
|
Kas / Piutang dagang Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
|
4.
|
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan)
|
Retur penjualan dan PH Rp. xxx
Kas / Piutang dagang Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
|
5.
|
Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
|
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Kas Rp. xxx
|
6.
|
Pembayaran beban angkut barang yang dijual
|
Beban angkut penjualan Rp. xxx
Kas Rp. xxx
|
7.
|
Pembayaran hutang dagang tanpa adanya potongan
|
Utang dagang Rp. xxx
Kas Rp. xxx
|
8.
|
Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan
|
Utang dagang Rp. xxx
Kas Rp. xxx
Persediaan brg dagangan Rp. xxx
|
9.
|
Penerimaan pelunasan piutang tanpa potongan
|
Kas Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx
|
10.
|
Penerimaan pelunasan piutang dengan potongan
|
Kas Rp. xxx
Potongan penjualan Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx
|
F. JURNAL KHUSUS
Jurnal khususadalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agara dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akutansi perusahaan dagang ada 4 macam:
- Jurnal Penerimaan Kas (JKM), untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
- Jurnal Pengeluaran Kas (JKK), untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
- Jurnal Pembelian (JB), untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva lain secara kredit.
- Jurnal penjualan (JP), untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.
Disamping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap mempuyaiJurnal Umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus yang tersedia.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dapat dilakukan sebagai berikut :
Jurnal Khusus
|
Pencatatan
| |
Akun didebit
|
Akun dikredit
| |
Jurnal penerimaan kas
|
Kas dan Potongan Penjualan
|
Penjualan, Piutang dagang, Serba-serbi / rekening lain (Pendapatan, Retur pembelian, utang bank dan sebagainya)
|
Jurnal pengeluaran kas
|
Pembelian, Utang dagang, Serba-serbi / rekening lain (Beban, Perlengkapan, Peralatan, retur penjualan dsb)
|
Kas dan Potongan Pembelian
|
Jurnal pembelian
|
Pembelian, Serba-serbi / rekening lain (Perlengkapan, Peralatan dan aktiva lainnya)
|
Utang dagang
|
Jurnal penjualan
|
Piutang dagang
|
Penjualan
|
Jurnal umum / memorial
|
Utang dagang, Retur penjualan, dan Akun lain yang perlu didebit
|
Piutang dagang, Retur pembelian dan Akun lain yang perlu dikredit
|
G. BUKU BESAR PEMBANTU
Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama–nama pelanggan beserta jumlahnya. Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Bentuk buku pembantu sama dengan bentuk buku besar utama.
Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain :
- Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur. Sumber pencatatan buku pembantu piutang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan piutang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal Umum dan Jurnal Penerimaan Kas
- Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan menurut nama kreditur. Sumber pencatatan buku pembantu utang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan utang dan dapat berasal dari Jurnal Penmbelian, Jurnal Umum dan Jurnal Pengeluaran Kas
- Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan. Sumber pencatatan buku pembantu persediaan berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas dan Jurnal Umum
H. JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG
Untuk menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang sama dengan penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan jasa, hanya dalam perusahaan dagang masih terdapat jurnal penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan, yang dapat disusun sebagai berikut :
No
|
Macam Penyesuaian
|
Jurnal Penyesuaian
| ||||
a.
|
Pemakaian perlengkapan (Jumlah yang disesuai -
|
Beban perlengkapan
|
Rp. xxx
| |||
kan adalah jumlah yang terpakai)
|
Perlengkapan
|
Rp. xxx
| ||||
b.
|
Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus diterima
|
Piutang ……
|
Rp. xxx
| |||
Pendapatan …..
|
Rp. xxx
| |||||
c.
|
Utang beban/beban yang masih harus dibayar
|
Beban .… ..
|
Rp. xxx
| |||
Utang .……
|
Rp. xxx
| |||||
d.
|
Utang pendapatan/pendapatan diterima di muka
| |||||
1) Saat penerimaan dicatat sebagai utang (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang sudah terlampaui)
|
…. diterima di muka
|
Rp. xxx
| ||||
Pendapatan .…
|
Rp. xxx
| |||||
2) Saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan (jumlah yang disesuaikan adalah jumlah yang belum terlampaui)
|
Pendapatan .…
|
Rp. xxx
| ||||
…. diterima di muka
|
Rp. xxx
| |||||
e.
|
Beban dibayar di muka
| |||||
1) Saat pembayaran dicatat sebagai harta (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang sudah terlampaui)
|
Beban .…
|
Rp. xxx
| ||||
…. dibayar di muka
|
Rp. xxx
| |||||
2) Saat pembayaran dicatat sebagai beban (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang belum terlampaui)
|
…. dibayar di muka
|
Rp. xxx
| ||||
Beban .…
|
Rp. xxx
| |||||
f.
|
Kerugian piutang/piutang yang tidak tertagih
|
Beban kerugian piutang
|
Rp. xxx
| |||
Cadangan kerugian piutang
|
Rp. xxx
| |||||
g.
|
Penyusutan aktiva tetap
|
Beban penyusutan AT
|
Rp. xxx
| |||
Akumulasi penyusutan AT
|
Rp. xxx
| |||||
h.
|
Persediaan Barang Dagangan
| |||||
1) Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R
|
Ikhtisar L/R
|
Rp. xxx
| ||||
Persed.barang dagangan (awal)
|
Rp. xxx
| |||||
Persed.barang dagangan (akhir)
|
Rp. xxx
| |||||
Ikhtisar L/R
|
Rp. xxx
| |||||
2) Metode/Pendekatan Harga pokok penjualan
|
Harga pokok penjualan
|
Rp. xxx
| ||||
Persed.barang dagangan (awal)
|
Rp. xxx
| |||||
Pembelian
|
Rp. xxx
| |||||
Beban angkut pembelian
|
Rp. xxx
| |||||
Persed.barang dagangan (akhir)
|
Rp. xxx
| |||||
Retur pembelian dan PH
|
Rp. xxx
| |||||
Potongan pembelian
|
Rp. xxx
| |||||
Harga pokok penjualan
|
Rp. xxx
| |||||
I. KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG UNTUK AKUN IKHTISAR R/L DAN AKUN HARGA POKOK PENJUALAN
Salah satu dari jurnal penyesuaian adalah jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan. Untuk membuat jurnal penyesuaian dapat menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode harga pokok penjualan, maka dalam pencatatannya dapat dikemukakan sebagai berikut :
- a. Untuk Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing–masing.
Nama Perkiraan
|
NS
|
AP
|
NSD
|
L/R
|
Neraca
| |||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
| |
Ikhtisar laba/rugi
|
–
|
–
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
–
|
–
|
b. Untuk Akun Harga Pokok Penjualan
Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredir pada kolom ayat penyesuaian, dicari selisihnya. Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit.
Nama Perkiraan
|
NS
|
AP
|
NSD
|
L/R
|
Neraca
| |||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
| |
Harga pokok penj.
|
–
|
–
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
Rp.xxx
|
–
|
Rp.xxx
|
–
|
–
|
–
|
J. LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG
Laporan keungan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir
periode akuntansi.
Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tahap langsung (single step) dan bentuk bertahap (multiple step).
Penyajian laporan laba/rugi secara singkat sebagai berikut :
PD ________________________
Laporan laba/Rugi
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 200___
—————————————————————————————————–
Penjualan Rp…………….
Retur penjualan dan Potongan penjualan Rp …………… -
Penjualan bersih Rp ……………
Harga Pokok Penjualan Rp …………. -
Laba kotor Rp ……………
Beban Usaha (Beban penjualan & Beban admi. dan umum) Rp …………… -
Laba usaha Rp ……………
Pendapatan di luar usaha Rp …………… +
Rp ……………
Beban di luar usaha Rp …………… -
Laba bersih sebelum pajak Rp ……………
Pajak penghasilan Rp …………… -
Laba bersih setelah pajak Rp ……………
===========
Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal. Hal-hal yang diperhitungkan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah sebagai berikut
- Besar modal awal periode
- Besar laba atau rugi usaha
- Besar pengambilan pribadi pemilik atau prive
- Besar investasi tambahan dari pemilik
- Besar modal akhir periode
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan, atau firma, sedangkan untuk perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT) istilahnya adalah laporan laba ditahan atau Return Earning Statement.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, yaitu laporan tentang besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Penyusunan laporan necara pada perusahaan dagang caranya sama seperti menyusun laporan neraca dalam perusahaan jasa dan disusun sesuai dengan tingkat likuiditasnya
Ada dua cara menghitung Laba / Rugi dalam Akuntansi :
Pendapatan terdiri dari :
Beban terdiri dari :
|
Modal awal Rp ……………
Laba bersih Rp …………… +
Rp ……………
Prive pemilik Rp …………… –
Modal akhir Rp ……………
==========
|
K. PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN (Cost of Goods Sold)
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual selama periode tertentu.
Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :
- Persediaan Barang Dagangan awal (+)
- Pembelian (+)
- Beban angkut pembelian (+)
- Retur pembelian dan Pengurangan harga (–)
- Potongan pembelian (–)
- Persediaan Barang Dagangan akhir (–)
Contoh :
Diketahui data akuntansi per 31 Desember 2007 sebagai berikut :
Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00
Pembelian Rp 75.000.000,00
Retur pembelian dan PH Rp 1.500.000,00
Potongan pembelian Rp 2.500.000,00
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00
Persediaan barang dagangan (akhir)Rp 12.500.000,00
Diminta : Hitunglah besarnya HPP !
|
Jawab :
Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00 (+)
Pembelian Rp 75.000.000,00 (+)
Retur pembelian dan PH Rp 1.500.000,00 (–)
Potongan pembelian Rp 2.500.000,00 (–)
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00 (+)
Persediaan barang dag. (akhir) Rp 12.500.000,00 (–)
Harga Pokok Penjualan Rp 74.500.000,00
===============
L. JURNAL PENUTUP (CLOSING ENTRY)
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Sumber penyusunan ayat jurnal penutup berasal dari kertas kerja kolom rugi–laba.
Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
M. JURNAL PEMBALIK
Jurnal Pembalik (Reversing Entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya. Akan tetap tidak berarti semua jurnal penyesuaian dilakukan penyusunan jurnal pembalik. Bentuk Jurnal penyesuaian yang dibuat jurnal pembalik sebagai berikut :
|
4 komentar
Click here for komentarmaaf sis itu referensinya buku apa ya? tahun berapa penerbitannya?
Replyterimakasih
maaf sis itu referensinya buku apa ya? tahun berapa penerbitannya?
Replyterimakasih
Terima kasih
ReplyTerima kasih
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon